*~aGusJohn’s Blog~*

Mengalir Bagaikan Air

#154: Libur Telah Usai

23062009Libur telah tiba 2x
hatiku gembira…

Lagu di atas pernah terkenal di awal tahun 2000-an yang dipopulerkan oleh penyanyi cilik, Tasya. Hari ini, adalah minggu terakhir liburan sekolah. orang-orang yang mudik dalam waktu seminggu sudah balik. Begitupun sebaliknya dengan orang-orang daerah yang liburan ke Ibukota.

Hampir mayoritas anak sekolah mendapatkan liburan mulai dari tanggal 29 Juni s/d 10 Juli 2009 (masing-masing daerah biasanya berbeda!). Minggu sebelumnya (22 s/d 26 Juni) juga sudah bebas, tidak ada pelajaran. Biasanya, jika liburan begini jalanan Ibukota menjadi lancar. Ruas jalan yang sebelumnya padat-merayap seperti show room mobil, menjadi lengang dan lancar.

Jika Anda sempat nongkrong atau melintasi di fly over Tamini Square di atas ruas tol Jagorawi setiap paginya (jam 07:00) –tidak saat liburan- maka Anda akan menjumpai antrian tol yang mengular-merambat-diam dari pintu masuk tol dalam kota (TMII) hingga pintu masuk tol Cibubur Junction. Mungkin, begitu juga dengan pintu masuk tol yang lain dan ruas-ruas jalan tol, jalan arteri yang lain. Macet! Jika liburan, sebaliknya.

Soal kemacetan sehari-hari, Pemprov DKI mengklaim bahwa dengan adanya aturan baru yang memajukan jam masuk sekolah (dari semula jam 07:00 menjadi 06:30) dan “smart time“* di lingkungan Pegawa Negeri Sipil (PNS) PemProv DKI sangat signifikan mengurangi kepadatan kendaraan di pagi dan sore hari. Klaim PemProv sekitar 30% beban kemacetan bisa terurai dengan program tersebut. PemProv juga mengharapkan agar pihak swasta juga melakukan pengaturan jam kerja seperti PNS, sehingga kemacetan Ibukota benar-benar bisa diminimalisir.

Sampai saat ini, belum ada catatan statistik mengenai kelengangan jalan raya ketika liburan sekolah, misalnya: berapa jumlah anak sekolah di Ibukota? Dari jumlah anak sekolah tersebut, berapa yang menggunakan kendaraan pribadi (mobil, motor)? Berapa yang pakai angkutan umum? Baca lebih lanjut

Juli 9, 2009 Posted by | kebijakan Ibukota, Other | , | Tinggalkan komentar

#153: Pesta Buku Jakarta 2009

jbfIni adalah moment terpenting yang selalu saya nantikan tiap tahunnya, selain pertandingan final voli Proliga di Senayan. Lokasinya sama, Istora Senayan Jakarta. Budget selalu saya siapkan untuk acara istimewa ini. Jika Proliga hanya butuh budget 100 ribu, Pesta Buku Jakarta (Jakarta Book Fair/JBF) yang biasanya diselenggarakan setiap liburan anak sekolah (Juni/Juli) ini butuh budget yang lebih.

Jika tahun lalu habis 400 ribu. Kali ini, budget bisa jebol hingga 800 ribu. Budget yang sudah disiapkan dari rumah, demi melihat buku-buku yang bagus, ngiler juga akhirnya. Untung ada ATM Mobile BNI di depan Istora –sebuah terobosan yang cerdas, BNI!!

jbf2Soal budget, di luar dugaan memang, tapi puas banget. Buku-buku sekarang memang semakin bagus kualitas dan mutunya. Kapan lagi bisa beli buku dengan diskon 10%-30% jika tidak ketika pameran seperti ini. Bayangkan saja, harga 50 ribu bisa jadi 34 ribu. Ada selisih 16 ribu yang bisa kita belikan satu buku terbitan LKiS misalnya yang murah-murah itu.

Kali ini, diriku saja dapat 25 buku. Pambayun 8 buku, mamanya dan tantenya Pambayun masing-masing 5 buku. Stand LKiS, Diva Pers, Mizan, dan Komunitas Bambu menjadi incaran utamaku. Penerbit-penerbit favorit itulah yang selama ini sangat cocok dengan selera bacaku. Sejarah!!! Panembahan Senopati”, “Raden Wijaya”, “Perang Bubat”, “Trunojoyo dan Prabu Siliwangi menambah koleksi ratusan buku yang teronggok berantakan di tiga rak lemari

Puas banget. Apa yang selama ini aku tahan setahun akhirnya kesampaian juga. Buku-buku sejarah karya Professor Slamet Mulyana akhirnya bisa kudapatkan juga. Ada “Sriwijaya”, “Negara Kertagama” dan “Menuju Puncak Kemegahan” yang bercerita tentang sejarah Kerajaan Majapahit.

Baca lebih lanjut

Juli 6, 2009 Posted by | Other | , | 1 Komentar

#152: Coaching & Counseling: Arti Penting Bawahan

c&cJika kita bicara Coaching & Counseling, maka ada dua pihak yang saling berhubungan dalam proses ini; pemimpin dan anak buah, atasan dan bawahan. Delapan tipe kepemimpinan menurut Kartini Kartono dalam bukunya “Pemimpin dan Kepemimpinan” adalah : 1. pemimpin kharismatik, 2. paternalistik/maternalistik (gaya dokter) yang menganggap bawahan tidak mampu, bawahan tidak diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya secara bebas, 3. militeristik (gaya bos), 4. otokratik (gaya bos), feodalistik, 5. laisser faire; tidak mampu mengontrol/mengatur bawahan, 6. populis yang merakyat, dekat dengan bawahan, 7. administratif ; kepemimpinan efektif, dan 8. demokratis (gaya bebas) dengan bawahan diberi kepercayaan, bisa eksplore & aktualisasi diri.

Coaching & Counseling merupakan bagian dari Actuating (A) dalam peran manajer POAC (Planning, Organizing, Actuating & Controlling). Seorang pemimpin yang melakukan coaching secara profesional bisa memahami beberapa hal, seperti: masalah teknis, mengetahui dan menerapkan fungsi manajemen, memberi contoh yang baik, terbuka dengan bawahan, berkomunikasi dengan baik, terorganisir, bisa memotivasi, mengembangkan dan bisa menjadi pendengar yang baik.

Coaching berjangka waktu menengah, berkenaan dengan kemampuan, fokus pada skill dan knowledge, tempatnya di pekerjaan sehari-hari. Sedangkan counseling memiliki waktu panjang, berkenaan dengan motivasi/sikap mental, fokus pada perbaikan dan pengembangan dalam segala aspek kehidupan dan dialog menggali perasaan nilai-nilai hidup. Dalam teori “gunung es“, coaching menyentuh kepribadian -sesuatu yang nampak di permukaan, sedangkan counseling untuk karakter -di dalam jiwa. Coaching & Counseling ibarat sebagai pondasi dalam pendelegasian tugas ke bawahan secara efektif agar sasaran organisasi bisa tercapai.

Dalam coaching, diperlukan perhatian (Caring), keterbukaan (Openess), kesadaran (Awareness), kesungguhan (Commitment), dan kejujuran (Honesty). COACH ! Kebutuhan coaching diketahui melalui gejala yang muncul, masalah yang terjadi di tempat kerja, dan hasil performance appraisal.

Ketika melakukan coaching dibutuhkan Spot (lihat peluang guna mencari tujuan dan fokus pada masalah), Tailor (sesuaikan, gali sebab masalah dan kembangkan solusi), Explain (jelaskan rencana tindakan), Encourage (dorong, beri motivasi), dan Review (lihat perkembangannya, beri tindak lanjut) yang disingkat STEER. Baca lebih lanjut

Juli 1, 2009 Posted by | Other | , , | 3 Komentar

#118: Belajar Menulis

tulis67 Nopember, gw sharing di depan teman2 BTEL. Tentang apa yg gw tahu all about menulis; dari apa yg gw tahu, gw paham, dan dari pengalaman gw.

Berikut materinya, jika ingin format slide presentasi, bisa japri ke saya.
Semoga bermanfaat..!!!

Belajar Menulis
Knowledge Sharing

By: AGUS SUSANTO (BBC#001)
7-Nopember-2008

Menulis?
 Not = a,b,c ….. Z
 Not = 1,2,3……dst
 Bukan pula= gw makan, gw tidur, ke café mie pengkolan, yuk??
 Diary, aku lg bt. Dll
 Not sms, ym, facebook, frendster, email. Baca lebih lanjut

Desember 23, 2008 Posted by | Other | | 6 Komentar

#089: Menulis Sederhana Saja

Barangkali, dari sekian penulis terkemuka di Indonesia, hanya Emha Ainun Nadjib yang tulisannya sangat sederhana. Tidak ndakik-ndakik seperti tulisan Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar-Abdalla seperti dalam bukunya, “Membakar Rumah Tuhan”. Atau, lebih banyak catatan kakinya daripada isi tulisannya seperti sang kritikus sistem demokrasi Barat, Ahmad Baso –yang mengurai tentang “kekurangan dan kelemahan” sistem demokrasi Barat bila dilihat dari sudut pandang “Kritik Nalar Melayu”.

Tulisan Cak Nun, tidak juga seperti tulisan Indonesianis asal Barat, seperti De Graaf, Prof. Nakamura, A. Hauken, De Jong, dan lainnya yang begitu rumit untuk dipahami. Cak Nun, tulisannya simple. Dia tak perlu lebih detail mengupas teorinya Samuel P. Huttington, Lance Castle, atau Gertz. Dia cukup menulis apa yang ia lihat, apa yang terjadi di masyarakat. Baca lebih lanjut

Desember 4, 2006 Posted by | Other, Seni & Budaya | 1 Komentar

#071: Masih Belum Menyerah

Paijo dibuat pusing. Raden Ayu Jumilah masih belum juga mau menyerah. Ia terus mendesak agar hubungan mereka kembali bisa terajut indah seperti yang dulu kala.

“Ada satu hal yang sebenarnya saya malu untuk menyampaikan, tapi saya ingin jujur: saya belum bisa melupakan pengalaman-pengalaman indah yang pernah ada di antara kita. Gila!”, tulis Ayu dalam e-mailnya. Sebuah bentuk kejujuran dari perasaan seorang perempuan.

Hati Paijo kontan luluh. Ia hanya bisa terdiam. Lidahnya terasa keluh. Jemarinya serasa kaku. Tak ada lagi gerakan jari-jemari yang lincah di atas keyboard. Ia menghela napas dalam-dalam. Istighfar. Hanya bisa terpaku di depan monitor dengan jemari yang tertekuk lemas. Tak ada daya.

Paijo lalu mengangkat kedua tangan. Kedua jari-jemari telapak tangan itu ia eratkan satu sama lain dengan posisi sikunya masih di atas meja. Ia menunduk, membenamkan mukanya di punggung jemari yang saling merapat itu. ‘Hm, kenapa bisa begini?’, guman Paijo. Baca lebih lanjut

November 13, 2006 Posted by | Other | , , | Tinggalkan komentar