#124: Rintihan (2)
“Kepalaku penat. Syaraf otakku berdenyut-denyut seolah-olah ingin
ambrol saja. Inspirasi dan ide begitu banyak, tapi sulit untuk kutuangkan dalam tataran teks. Ide, inspirasi, asumsi, hipotesa, semua bercampur menjadi satu. Berbaur, seiring dengan telingaku yang mendengar berita, mataku yang melihat dan membaca, dan otakku yang kemudian melakukan analisa. Semua bergelindan menjadi satu.
Dadaku serasa bergetar. Denyut jantungku berdecak keras. Terlalu banyak ide menimbulkan pergulatan pikiran di dalam batin. Ide-ide itu mengisi setiap relung-relung otak, seperti halnya arus Ciliwung yang mengalir deras melewati kanal-kanal”.
Kali itu kini berwarna coklat, penuh berisi. Sampah-sampah berselancar terbawa arus air yang kuat. Jakarta terancam banjir lagi. Ini bulan Februari, dan itu sudah biasa tiap tahunnya.
back to #087:
“……….Telah kutemukan hipotesa tentang nasionalisme yang lebih bersifat fisik, atau aku menyebutnya sebagai “nasionalisme semu” di kalangan militer. Kebobrokan negara karena kebijakannya yang cenderung a-historis; mengangkangi hukum di bawah daulat kekuasaan. Tentang kerajaan nusantara; kaitannya dengan kehidupan sekarang. Atau tentang Banjir Kanal Timur dan kebijakan-kebijakan Pemprov DKI dengan segala kontroversinya. Dan masih banyak lagi yang lain. Duh, begitu banyaknya……”
Kini, jalanan ibukota penuh dengan lubang. Hampir 70% mungkin. Tidak hanya jalan-jalan yang kecil, jalan sekelas Gatot Subroto, MT Haryono, bahkan area “Segitiga Emas” seperti Jln. HR. Rasuna Said pun ikutan bolong-bolong. Sebuah penampakan Ibukota yang kumuh, lusuh, tidak sepadan antara bangunan pencakar langit yang tinggi-megah menjulang dengan infrastruktur transportasi sebagai ibukota negara.
back to #087:
“…..Semua masih dalam tataran konsep. Aku masih belum bisa menuangkannya dengan lancar. Otakku terasa penuh. Lidahku terasa keluh. Mulutku terasa gagu. Akhirnya semua kubiarkan mengalir begitu saja, menunggu waktunya”.
02-02-2005. Laptop kecil aku jadikan sebagai kambing hitam atas terhambatnya inspirasi-inspirasi yang tidak dengan mudah tercatat dan terekam dalam bentuk tulisan. Di kurun waktu itu, tulisanku hanya mengandalkan lamunan dan ingatan untuk mencatat semua tema yang datang. Aku selalu berandai “jika punya laptop, pasti tulisanku akan banyak”, “jika laptop itu bisa kubawa ke mana aku pergi, tentu aku sangat produktif”, dan seterusnya.
Rasanya ini tidak benar. Toh, ada laptop pun tidak otomatis aku jadi produktif. Bawa laptop ke mana-mana pun tidak menjamin bisa menulis dengan banyak. Tak ada yang sulit atau berat sebenarnya. Intinya hanya bagaimana bisa secara efektif kita bisa membagi waktu dengan benar. Itu saja, tidak pakai kambing hitam!
(c)aGusJohn
Wisma Bakrie I, 10-Feb-2009.
Februari 10, 2009 - Posted by agusjohn | Ideologi Sikap Otak | menulis
Belum ada komentar.
Blog Stats
- 237.438 hits
Kategori
Arsip
Blogroll
Favourite
News
Pesantren
- Dunia Santri
- Mesjid al-Fauzien Depok
- Pesantren al-Hikam Malang
- Pesantren al-Munawarroh Ciganjur
- Pesantren as-Salam Sukoharjo
- Pesantren At-Tauhid -Sidoresmo SBY
- Pesantren Bahrul Ulum Jombang
- Pesantren Buntet Cirebon
- Pesantren Cipasung Tasikmalaya
- Pesantren Darunnajah Ulujami
- Pesantren Darus Sholah Jember
- Pesantren ELSAS Sawangan
- Pesantren Hamidiyah Depok
- Pesantren Krapyak Yogya
- Pesantren Langitan Tuban
- Pesantren Lirboyo Kediri
- Pesantren Maslakhul Huda Pati
- Pesantren Nurul Jadid Paiton
- Pesantren Seblak
- Pesantren Suralaya Tasikmalaya
- Pesantren Tebuireng Jombang
- Pesantren Virtual
Prend's
- Agung Setiyawan
- Alan TX
- Alan TX_2
- Alif Shokhibi
- Altur CRM
- Amilus RF
- Aris Budianto
- Cariban
- Cipenk
- Daniel P. Hutasoit
- Den Oton
- EnHa
- Evie CRM
- Farid Bnu
- Gus Hamid Wahid
- Hefny Rifqi
- Hilal Ahmad
- Ifoeng
- Imam Kulyubi
- Kartim
- Kodri Alkap
- Lia CorNet
- M Fiki Mahdiana
- Mahadewi
- Mama Embun-Neni
- Mbak Yosi
- My Esia
- Nadirsyah Hoesen
- Perdana Sinulingga
- Pradita Utama
- Riky Kurniawan
- Rini Bayu
- Rio Wawit
- Tante Ike PD
- Tante Viving
- TGU
- Ulil Abshar Abdalla
- Winarmi
Situs2 Menarik
Top Figure
Customize
depan rumah
- Alumni Antasari Artikulasi Diri Audit Bagelen Bakrie Telecom Bali Batavia Belajar Buruh Catatan Harian CDMA Chekov Cirebon Demak Demokrat Emosi Esia Filsafat Gus Dur Hadiwijaya IAW ibukota India Indonesia Inul Islam Jakarta Janda Joko Tingkir kampung Kiai Kiai Semar Klungkung kopi Koruptor KPK Laila Mahabarata Majapahit Malang mama Masyarakat Mataram menikah menulis Mujurono Narayana NU Nusantara Olahraga Pajang Pambayun perpustakaan persahabatan Pesantren Produk Rekapitulasi Reuni sahabat Sampah Senopati Sepakbola SLI sriwijaya air Sunan Kalijaga Sunan Kudus Tebet terbang Teroris Ulama Voli Wali Songo Wayan Tembau Kariasa Wikusama
Recent Comments
Djenambang Bin Tandj… pada #137: Sunan Gunung Jati: Sekit… ipul pada #129: Meracik Wacana, Melacak… ipul pada #129: Meracik Wacana, Melacak… agusjohn pada #129: Meracik Wacana, Melacak… agusjohn pada #137: Sunan Gunung Jati: Sekit… pambayun
narayana & mama
Kembang Wijaya Kusuma
SLI 009
Hape FU
Hape Esia Bali
Hape Slank
Hai 5
Hape Kilau
Hape Hidayah
Hape Merdeka
Tinggalkan komentar